Apa itu Internet of Things (IoT)?




Internet of Things adalah konsep yang pada dasarnya menghubungkan perangkat apa pun yang mempunyai tombol on dan off ke internet (dan/atau bisa sebaliknya). Internet of Things (IoT) ini bisa mencakup semuanya, mulai dari ponsel, mesin pembuat kopi, mesin cuci, speaker, lampu, robot pembersih lantai, tv, dan lain-lain. Semua yang saling terhubung itu akan saling mengumpulkan dan berbagi data. Hal itu memungkinkan karena adanya chip komputer super murah dan jaringan nirkabel yang tersebar di mana-mana.

Semua objek yang menjadi bagian dari Internet of Things (IoT) telah ditanamkan sensor di dalamnya sehingga menambah tingkat kecerdasan digital dan memungkinkan mereka untuk mengkomunikasikan data dalam waktu yang sama tanpa melibatkan manusia. Peran manusia dalam Internet of Things (IoT) hanyalah melakukan kontrol dan monitor. 

Sederhananya, Internet of Things (IoT) adalah sebuah jaringan raksasa dari ‘hal-hal’ yang saling terhubung. ‘Hal-hal’ tersebut mencakup hubungan antara orang dengan orang, orang dengan benda, dan benda dengan benda. Internet of Things (IoT) membuat tatanan dunia di sekitar kita lebih cerdas dan responsif, dengan menggabungkan alam semesta digital dan fisik.


MANFAAT INTERNET OF THINGS (IOT)




Manfaat penggunaan Internet of Things adalah meminimalkan upaya manusia. (Sumber: Pexels)

Internet of Things (IoT) dikembangkan secara masif dalam berbagai bidang menimbang manfaat yang diberikannya sangat besar dalam mencapai perubahan hidup yang lebih efisien. 


Beberapa manfaat dari Internet of Things (IoT) adalah sebagai berikut:


1. Pemanfaatan sumber daya yang efisien

Perangkat Internet of Things (IoT) akan saling terhubung dan berkomunikasi langsung sehingga penggunaan listrik menjadi efisien dan tidak akan ada penggunaan peralatan listrik yang tidak perlu.


2. Minimalkan upaya manusia

Perangkat Internet of Things (IoT) berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam melakukan banyak hal untuk membantu tugas manusia. Hal ini tentunya akan membantu meminimalkan upaya manusia karena Internet of Things (IoT) melakukan berbagai tugas tanpa perlu campur tangan manusia.


3. Menghemat waktu

Otomatisasi aktivitas oleh Internet of Things (IoT) akan menghemat banyak waktu karena manusia tidak lagi perlu untuk turun tangan secara langsung. Waktu di sini merupakan faktor utama yang dapat dihemat melalui platform Internet of Things (IoT).


4. Meningkatkan keamanan

Internet of Things (IoT) ini dapat membantu mengontrol rumah atau bahkan smart city melalui ponsel, mendeteksi potensi bahaya misalnya dalam berlalu lintas, serta memperingatkan pengguna sehingga dapat meningkatkan keamanan dan memberikan perlindungan pribadi. 


5. Akses yang mudah

Saat ini, kamu dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang diperlukan dan mengontrol perangkat dari jarak jauh secara real-time dari lokasi mana pun kamu berada selama kamu memiliki smartphone dan koneksi internet. 


6. Kecepatan

Adanya aliran data dan otomatisasi aktivitas dalam Internet of Things (IoT) ini memungkinkan untuk membantu kamu menyelesaikan banyak tugas dengan lebih cepat. 


7. Manajemen waktu yang lebih baik

Secara keseluruhan, Internet of Things (IoT) adalah alat penghemat waktu yang luar biasa. Aplikasi Internet of Things (IoT) memungkinkan kamu memiliki asisten virtual pribadi yang dapat mengingatkan kamu tentang task harian kamu, sehingga kamu bisa menciptakan manajemen waktu yang lebih baik.

Sumber : https://www.ekrut.com/media/internet-of-things


SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INTERNET OF THiNGS (IoT)


Konsep perangkat yang terhubung sendiri berasal dari tahun 1832 ketika telegraf elektromagnetik pertama dirancang. Telegraf memungkinkan komunikasi langsung antara dua mesin melalui transfer sinyal listrik. 

Namun, sejarah IoT yang sebenarnya dimulai dengan penemuan internet (komponen yang sangat penting) pada akhir 1960-an, yang kemudian berkembang pesat selama beberapa dekade berikutnya.

Ide untuk menambahkan sensor dan kecerdasan ke objek dasar juga sudah dibahas sepanjang 1980-an dan 1990-an (dan bisa dibilang ada beberapa yang jauh lebih awal), tetapi kemajuannya terbilang lambat karena teknologi yang belum siap. 

Pada masa itu, chip terlalu besar dan tebal dan tidak ada cara objek untuk berkomunikasi secara efektif.

Salah satu contoh IoT pertama yang benar-benar dapat dikenali sebagai perangkat IoT pertama di dunia ditemukan pada awal 1980-an di Carnegie Mellon University.

Sekelompok mahasiswa dari universitas itu menciptakan cara agar mesin penjual Coca-Cola di kampus mereka bisa melaporkan isinya melalui jaringan untuk agar mereka tidak perlu berjalan dan kecewa karena stok coke di mesin ternyata habis.

Mereka memasang sakelar mikro ke dalam mesin, menggunakan web pemrogram yang bisa melaporkan berapa banyak kaleng Coke yang tersedia dalam mesin tersebut dan apakah masih dingin jika mereka ingin mengambilnya.

Hingga akhirnya pada akhir abad ke-20, frasa “Internet of Things” diciptakan oleh Kevin Ashton. Meski demikian, butuh setidaknya satu dekade kemudian agar teknologinya dapat mengejar visi yang ia maksud.

Kevin Ashton, yang merupakan salah satu pendiri Auto-ID Center di Massachusetts Institute of Technology (MIT), pertama kali menyebutkan internet of things dalam presentasi yang dia buat kepada Procter & Gamble (P&G) pada tahun 1999. 

Ia ingin membawa ID frekuensi radio ( RFID) menjadi perhatian manajemen senior P&G, Ashton menyebut presentasinya “Internet of Things” untuk memasukkan tren baru yang keren di tahun 1999.

Pada awal abad ke-21, istilah “internet of things” mulai digunakan secara luas oleh media, dengan media seperti The Guardian, Forbes, dan Boston Globe mulai sering menyebutkannya. Minat pada teknologi IoT terus meningkat, yang mengarah pada Konferensi Internasional Pertama tentang Internet of Things yang diadakan di Swiss pada tahun 2008, di mana peserta dari 23 negara membahas RFID, komunikasi nirkabel jarak pendek, dan jaringan sensor.

Selain itu, beberapa perkembangan besar mendorong evolusi IoT. Salah satunya adalah lemari es yang terhubung ke internet yang diperkenalkan oleh LG Electronics pada tahun 2000, memungkinkan penggunanya untuk berbelanja online dan melakukan panggilan video. 

Perkembangan penting lainnya adalah robot kecil berbentuk kelinci bernama Nabaztag yang dibuat pada tahun 2005 yang mampu menyampaikan berita terbaru, ramalan cuaca, dan perubahan pasar saham.

Bahkan saat itu jumlah perangkat yang saling terhubung melampaui jumlah orang di Bumi, menurut Cisco.

Konsep ekosistem IoT, bagaimanapun, tidak benar-benar muncul sampai pertengahan 2010 ketika sebagian pemerintah China mengatakan akan menjadikan IoT sebagai prioritas strategis dalam rencana lima tahunnya.

Dengan pesatnya perkembangan ini, IoT diprediksi akan segera mendominasi dunia. Sebab teknologi ini secara drastis mengubah bagaimana cara bisnis dijalankan, cara hidup dijalani, dan cara masyarakat berfungsi secara umum. 

Organisasi maupun perusahaan menjadi semakin sadar akan potensi teknologi untuk meningkatkan operasi dan menjangkau konsumen melalui jaringan perangkat pintar yang terus-menerus terhubung.